KALIMAT DASAR
I. Pengertian Kalimat Dasar
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa.
II. Struktur Kalimat
Dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain subyek,predikat, obyek ,pelengkap dan keterangan.
Kalimat dikatakan sempurna jika minimal memliki unsur Subyek dan Predikat.
1. Ciri-Ciri Subjek
• Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat.
Contoh :
1. Febri memelihara binatang langka
Siapa memelihara? Jawab : Febri (maka febri adalah S sedangkan
memelihara adalah )
Siapa atau apa Binatang langka ? = tidak ada jawaban
Biasanya disertai kata itu,ini,dan yang (yang ,ini,dan itu juga sebagai pembatas antara subyek dan predikat)
Contoh : Anak itu mengambil bukuku
S P
2. Ciri-Ciri Predikat
Menimbulkan Pertanyaan apa atau siapa.
Dalam hal ini jika predikat maka dengan pertanyaan tersebut akan ada jawabannya.
Perhatikan pada Subyek diatas. Subyek dan predikat ditentukan secara bersama-sama.
Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Kalimat dengan Predikat demikian itu terutama digunakan pada kalimat majemuk bertingkat anak kalimat pengganti predikat.
Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.
3. Ciri-Ciri Objek
Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-ciri objek ini sebagai berikut.
Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
Didahului kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.
4. Ciri-Ciri Pelengkap
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.
Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
a) Diah mengirimi saya buku baru.
b) Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat.
Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa.
Contoh :
a) Pemuda itu bersenjatakan parang.
Kata parang adalah pelengkap.
Bersenjatakan apa ? jawab parang (maka parang sebagai pelengkap)
b) Budi membaca buku.
Membaca apa ? jawab buku (buku sebagai obyek karena dapat
menempati Subyek)
5. Ciri-Ciri Keterangan
Ciri keterangan adalah dapat dipindah –pindah posisinya . perhatikan contoh berikut:
Sinta sudah membuat tiga kue dengan bahan itu.
S P O K
Dengan bahan itu Sinta sudah membuat tiga kue .
Sinta dengan bahan itu sudah membuat tiga kue.
Dari jabatan SPOK menjadi KSPO dan SKPO .Jika tidak dapat di pindah maka bukan keterangan.
III. Pola Kalimat
POLA KALIMAT
Pola Kalimat Bahasa Indonesia merupakan susunan kata dalam bahasa baik bentuk lisan ataupuntulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Jadi pola bisa diartikan dengan susunanataupun bentuk. Kalimat adalah gabungan antara dua kata ataupun lebih yang mempunyai pengertian untuk mengungkapkan sesuatu. Kalimat merupakan satuan dasar wacana, artinya wacana hanya akan terbentuk jika ada dua kalimat atau lebih yang letaknya berurutan berdasarkan kaidah kewacanaan. Adapun ciri-ciri kalimat yaitu sebagai berikut:
1. Berwujud dalam bentuk lisan dan tulisan.
2. Kalimat aktif sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat.
3. Predikat transitif disertai objek, sedangkan predikat intransitif dapat disertai pelengkap.
4. Mengandung pikiran yang utuh.
5. Menggunakan urutan logis dan setiap kata mengandung fungsi (subjek, predikat, objek dan keterangan) dan disusun menurut fungsinya.
6. Mengandung makna, ide, ataupun pesan yang jelas.
Dilihat dari segi bentuk pola kalimat bahasa Indonesia dapat dirumuskan sebagai kontruksi sintaksis terbesar yang terdiri atas dua kata atau lebih. Hubungan struktural antara kata dan kata atau kelompok berbeda-beda. Antara kalimat dan kata terdapat satuan sintaksis, yaitu “klausa” dan “frasa”. Klausa merupakan kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas predikat dan objek. Sedangkan frasa adalah sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak mengandung unsur prediksi. Dilihat dari segi struktur internalnya, kalimat dan klausa terdiri atas unsur predikat atau subjek, baik menyertakan objek, pelengkap, keterangan, maupun tidak, misalnya:
• Dia cantik
S P
• Anak itu makan kue
S P O
Dan yang tak kalah penting dalam pola kalimat bahasa indonesia adalah unsur kalimat karena merupakan kerangka dari sebuah kalimat. Adapun unsur-unsur dalam kalimat adalah:
1. Subjek/pokok kalimat adalah unsur utama dalam sebuah kalimat. Subjek menentukan kejelasan makna kalimat.
2. Predikat dapat berupa benda, kata kerja, ataupun kata sifat akan tetapi prediket dapat diingkarkan dengan kata tidak atau bukan.
3. Objek biasanya berupa nomina atau frasa nomina. Objek berfungsi membentuk kalimat dasar dan menperjelas makna kalimat.
4. Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi dalam sebuah kalimat, mengkhususkan objek, dan melengkapi struktur kalimat.
5. Keterangan berfungsi melengkapi dan menjelaskan informasi pesan-pesan kalimat. Keterangan mempunyai fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah berpindah letaknya.
Mungkin hanya sekian saja pembahasan dari kami mengenai pola kalimat bahasa indonesia da jangan lupa baca artikel bahasa indonesia lainnya dari kami semoga bermanfaat dan berguna bagi kita semuanya.
IV. Macam Kalimat
1. KALIMAT LENGKAP
• minimal memiliki subjek dan predikat
• majas merupakan kalimat lengkap
contoh: Andri( S ) membeli( P ) bola basket( O )
Andri( S ) pergi( P )
2. KALIMAT TIDAK LENGKAP
• kalimat yang hanya memiliki subjek saja, predikat saja, objek saja atau keterangan saja
• berupa semboyan, salam, ajakan, perintah pertanyaan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman
contoh: selamat sore!
kapan bertanding?
3. KALIMAT AKTIF
• subjeknya melakukan pekerjaan atau aktifitas
• predikat diawali me- atau ber-
• ada 2 jenis kalimat aktif, transitif (memiliki objek) dan intransitif (tidak memiliki objek)
contoh: -transitif: Andri membeli bola
-intransitif: Andri berkelahi
4. KALIMAT PASIF
• subjek dikenakan pekerjaan atau aktifitas
• diawali awalan di- atau ter-
contoh: bola basket itu dimasukkan oleh Andri
V. Kalimat Majemuk Setara dan Lengkap
Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang unsur atau bagian-bagiannya mempunyai hubungan sederajat, atau dengan kata lain, kalimat yang terjadi dari gabungan beberapa kalimat tunggal yang setara. Dalam kalimat majemuk setara kedudukan pola-pola kalimat sama tinggi, tidak ada pola kalimat yang menduduki satu fungsi dari kalimat yang lain.
5. Contoh kalimat majemuk setara :
Kegiatan pramuka tidak sebatas berkemah, namun ada banyak jenis kegiatan lainnya.
Kalimat diatas terdiri atas dua kalimat yang dihubungkan dengan menggunakan kata penghubung, yaitu “namun”.
1. Kegiatan pramuka(S) tidak sebatas berkemah(P)
2. Ada banyak(P) jenis kegiatan lainnya(S)
Dua buah kalimat tunggal (1) dan (2) apabila digabungkan menjadi satu dengan menggunakan kata penghubung “namun”, akan menghasilkan sebuah kalimat majemuk setara yang mengandung hubungan pertentangan.
Jenis-jenis kalimat majemuk setara, diantaranya :
1. Kalimat setara sejajar atau menggabungkan.
Contoh kalimat: Dia menanam bunga serta rajin menyiraminya.
2. Kalimat setara berlawanan atau mempertentangkan.
Contoh kalimat: Johan tidak menulis surat, tetapi hanya sebatas menggambar.
3. Kalimat setara sebab-akibat.
Contoh kalimat: Penduduk Kota Surabaya panik lantaran terjadi gempa bumi.
4. Kalimat setara memilih.
Contoh kalimat: Dia bisa menunggu atau menemuinya langsung.
5. Kalimat setara menguatkan.
Contoh kalimat: Petinju itu bukannya keletihan, bahkan semakin kuat.
Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang setidaknya terdiri dari gabungan minimal satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh kalimat Lengkap :
• Presiden SBY (S) membeli (P) buku gambar (O)
• Si Jarwo (S) Pergi (P)
• PKI (S) digagalkan (P) TNI (O)
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat
http://ronald-koeman.blogspot.com/2012/10/pengertian-struktur-pola-dan-macam.html
http://www.teksdrama.com/2013/05/contoh-kalimat-majemuk-setara.html