Archive for the ‘Uncategorized’ Category

  1. Jelaskan tentang fungsi regulasi/aturan yang digunakan dalam teknologi sistem informasi !

Fungsi regulasi/aturan yang digunakan dalam teknologi sistem informasi adalah pembatasan hukum atau aturan yang dibuat dalam pemanfaatan teknologi sistem informasi. Perkembangan teknologi yang sangat pesat mendesak orang-orang dalam melakukan kegiatannya menggunakan internet agar mereka tidak melakukan hal-hal yang melanggar hukum dalam pemanfaatannya seperti menjiplak hasil karya orang, penyadapan, hacking, perusakan data maka dibutuhkan pengaturan hukum yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi tersebut untuk mengakses atau memanfaatkan internet.

  1. Berikan contoh dan jelaskan salah satu kasus berkaitan dengan regulasi/aturan yang digunakan dalam teknologi informasi !

Menjiplak program komputer tanpa izin dan menjualnya dengan mengklaim program tersebut hasil buatan sendiri. Pasal 12 ayat 1 : (1) Dalam Undang-undang ini ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra, yang mencakup :

  • buku, program komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain.
  • ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis.
  1. Apa yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan regulasi/aturan tersebut, jelaskan!

Terciptanya aplikasi-aplikasi yang dapat mempermudah orang-orang dalam mengerjakan tugasnya, rasa keinginan tahuan mereka dalam mencoba-coba untuk memasuki dan memodifikasi sistem yang terlarang untuk diakses tanpa izin.dan ketidak mampuan mereka dalam memanfaatkan teknologi sistem informasi dengan baik oleh karena itu mereka berbuat curang seperti menjiplak program komputer tanpa izin.

  1. Apa yang harus dilakukan untuk pengguna maupun pembuat aplikasi dalam teknologi informasi untuk mematuhi regulasi/aturan yang sudah ditetapkan !
  • Peningkatan pemahaman keahlian pengguna teknologi sistem informasi tentang cybercrime.
  • Membuat pengamanan data dan jaringan untuk mencegah adanya perusakan data dan sistem bagian dalam oleh seseorang yang tidak diizinkan.
  • Menggunakan pengamanan berstandar internasional dalam mencegah terjadinya cybercrime.
  • Bekerja sama dan berbagi ilmu tentang cara pencegahan cybercrime dengan negara-negara lain.

Sumber : http://srirahardjo1904jco.blogspot.co.id/2016/04/tugas-2-etika-dan-profesionalisme-tsi.html

http://nindakusuma.blogspot.co.id/2016/04/tugas-2-etika-profesionalisme-tsi.html

 

HEAD UP DISPLAY SYSTEM

Posted: January 26, 2016 in Uncategorized

Head Up Display (HUD) System

Head-up display, atau disingkat HUD, adalah setiap tampilan yang transparan menyajikan data tanpa memerlukan pengguna untuk melihat diri dari sudut pandang atau yang biasa. Asal usul nama berasal dari pengguna bisa melihat informasi dengan kepala “naik” (terangkat) dan melihat ke depan, bukan memandang miring ke instrumen yang lebih rendah.

HUD terbagi menjadi 3 generasi yang mencerminkan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan gambar, yaitu:

  • Generasi Pertama – Gunakan CRT untuk menghasilkan sebuah gambar pada layar fosfor, memiliki kelemahan dari degradasi dari waktu ke waktu dari lapisan layar fosfor. Mayoritas HUDs beroperasi saat ini adalah dari jenis ini.
  • Generasi Kedua – Gunakan sumber cahaya padat, misalnya LED, yang dimodulasi oleh sebuah layar LCD untuk menampilkan gambar. Ini menghilangkan memudar dengan waktu dan juga tegangan tinggi yang dibutuhkan untuk sistem generasi pertama. Sistem ini pada pesawat komersial.
  • Generasi Ketiga – Gunakan waveguides optik untuk menghasilkan gambar secara langsung dalam Combiner daripada menggunakan sistem proyeksi.

Penggunaan HUD dapat dibagi menjadi 2 jenis. Jenis pertama adalah HUD yang terikat pada badan pesawat atau kendaraan chasis. Sistem penentuan gambar yang ingin disajikan semata-mata tergantung pada orientasi kendaraan. Jenis yang kedua adalah HMD, helm dipasang yang menampilkan HUD dimana elemen akan ditampilkan tergantung pada orientasi dari kepala pengguna.

  1. Teknologi HUD
  • CRT (Cathode Ray Tube)

Hal yang sama untuk semua HUD adalah sumber dari gambar yang ditampilkan, CRT, yang dikemudikan oleh generator. Tanda generator mengirimkan informasi ke CRT berbentuk koordinat x dan y. Hal itu merupakan tugas dari CRT untuk menggambarkan koordinat senagai piksel, yaitu grafik. CRT membuat piksel dengan menciptakan suatu sinar elektonil, yang menyerang permukaan tabung (tube).

  • Refractive HUD

Dari CRT, sinar diproduksi secara paralel dengan sebuah lensa collimating. Sinar paralel tersebut diproyeksikan ke kaca semitrasnparan (kaca gabungan) dan memantul ke mata pilot. Salah satu keuntungan dari reaktif HUD adalah kemampuan pilot untuk menggerakkan kepalanya dan sekaligus melihat gambar yang ditampilkan pada kaca gabungan.

  • Reflective HUD

Kerugian dari HUD reflektif adalah akibatnya pada besarnya tingkat kompleksitas yang terlibat dalam meproduksi penggabungan lekungan dari segi materi dan rekayasa. Keuntungan besarnya adalah kemampuan pada peningkatan tanda brightness (terang), meminimalisir redaman cahaya dari pemandangan visual eksternal dan adanya kemungkinan untuk menghemat ruang di kokpit, karena lensa collimating yang tidak diperlukan.

  • System Architecture

HUD komputer mengumpulkan informasi dari sumber – sumber seperti IRS (Inertial Reference System), ADC (Air Data Computer), radio altimeter, gyros, radio navigasi dan kontrol kokpit. Diterjemahkan ke dalam koordinat x dan y, komputer HUD selanjutnya akan menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk hal apa yang akan ditampilkan pada HUD ke generator simbol. Berdasarkan informasi ini, generator simbol menghasilkan koordinat yang diperlukan pada grafik, yang akan dikirmkan ke unit display (CRT) dan ditampilkan sebagai simbol grafik pada permukaan tabung.

Kebanyakan  HUD militer mudah memberikan atau melewatkan isyarat kemudi FD melalui generator simbol. HUD memperhitungkan isyarat kemudi pada komputer HUD dan hal tersebut membuatnya sebagai sistem ‘standalone’. Sipil HUD merupakan fail-passive dan mencakup pemeriksaan internal yang besar mulai dari data sampai pada simbol generator. Kebanyakan perselisihan perhitungan dirancang untuk mencegah data palsu tampil.

  • Display Clutter

Salah satu perhatian penting dengan simbologi HUD adalah kecenderungan perancang untuk memasukkan data terlalu banyak, sehingga menghasilkan kekacauan tampilan. Kekacauan tampilan ini jauh dari eksklusif untuk HUD, tetapi hal ini sangat kritis  pada saat melihat ke arah tampilan. Setiap simbologi yang tampil pada sebuah HUD harus melayani atau memiliki sebuah tujuan dan mengarahkan peningkatan performa. Kenyataannya, bukan piksel tunggal yang dapat menerangi kecuali dia secara langsung mengarahkan pada penigkatan. Prinsip yang diterapkan pada perancangan HUD adalah ‘ketika dalam keraguan, tinggalkan saja’.

  1. Faktor Perancangan HUD

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan ketika merancang sebuah HUD, yaitu:

  • Bidang penglihatan – Karena mata seseorang berada di dua titik berbeda, mereka melihat dua gambar yang berbeda. Untuk mencegah mata seseorang dari keharusan untuk mengubah fokus antara dunia luar dan layar HUD, layar adalah “Collimated” (difokuskan pada tak terhingga). Dalam tampilan mobil umumnya terfokus di sekitar jarak ke bemper.
  • Eyebox – menampilkan hanya dapat dilihat sementara mata pemirsa dalam 3-dimensi suatu daerah yang disebut Kepala Motion Kotak atau “Eyebox”. HUD Eyeboxes modern biasanya sekitar 5 dengan 3 dari 6 inci. Hal ini memungkinkan pemirsa beberapa kebebasan gerakan kepala. Hal ini juga memungkinkan pilot kemampuan untuk melihat seluruh tampilan selama salah satu mata adalah di dalam Eyebox.
  • Terang / kontras – harus menampilkan pencahayaan yang diatur dalam dan kontras untuk memperhitungkan pencahayaan sekitarnya, yang dapat sangat bervariasi (misalnya, dari cahaya terang awan malam tak berbulan pendekatan minimal bidang menyala).
  • Menampilkan akurasi – HUD komponen pesawat harus sangat tepat sesuai dengan pesawat tiga sumbu – sebuah proses yang disebut boresighting – sehingga data yang ditampilkan sesuai dengan kenyataan biasanya dengan akurasi ± 7,0 milliradians.
  • Instalasi – instalasi dari komponen HUD harus kompatibel dengan avionik lain, menampilkan, dll

 

Daftar Pustaka :

https://freezcha.wordpress.com/2010/11/16/hud-head-up-display-system/

INTERFACING (Pengantarmukaan)

Posted: January 26, 2016 in Uncategorized

INTERFACING

 

Komputer saat ini telah menjadi alat bantu utama bagi manusia dan digunakan bukan hanya untuk menyelesaikan permasalahan di tempat kerja, membuat program atau bermain game, tetapi dapat digunakan untuk mengontrol alat melalui berbagai port yang tersedia dan dikenal dengan istilah interfacing komputer. Interfacing adalah perangkat yang diimplementasikan dari rangkaian elektronika. Oleh karena itu interfacing melibatkan banyak teknologi yang diliputi oleh disiplin teknik elektrik dan komputer rancang bangun. Contohnya adalah USB, DB 25/PORT Parallel, Ps 2 dan Bluetooth.

Pada dasarnya sistem mikroprocessor tidak terlepas dari sebuah interfacing yang merupakan bagian dari elektronika. Secara hirarki struktur Interfacing terdapat beberapa layer yaitu :

a) Electrical/ physical

Fungsi dari layer electrical merupakan layer yang mendasar dari suatu interfacing. Layer ini merupakan layer fisik, karena interfacing dalam penggunaan umum berkaitan dengan setiap alat yang penggunaannya adalah elektronika.

b) Signal

Layer signal merupakan layer yang digunakan untuk menyampaikan data dari satu titik ketitik lainnya. Pada layer ini tergantung dari layer electrical (fisik) yang dalam penggunaan umum, arus listrik yang digunakan untuk penyampaian data melalui circuit.

c) Logic

Layer logic adalah pengalamatan dari rangkaian aplikasi, bus interfaciing dan data transfer.

d) Protocol

Merupakan suatu set peraturan dan procedure untuk bertukar-tukar data. Protocol Interfacing adalah ilmu standar dan implementasi dari suatu komunikasi

e) Code

Layer Code merupakan representasi simbolik data. data / instruksi dalam bentuk kode/instruksi.

f) Algoritmic

Merupakan suatu yang berhubungan dengan penggunaan algorithma untuk mendapatkan suatu hasil dalam interfacing.

 

Ruang Lingkup Interfacing

Interfacing bukanlah disiplin ilmu yang berdiri sendiri tetapi berkaitan erat dengan disiplin ilmu komputer lainnya. Pemahaman yang mendalam dari disiplin lainnya yang berkaitan dengan bahasan interfacing ini akan sangat membantu untuk memahami materi-materi yang disajikan selanjutnya. Disiplin ilmu komputer ini adalah Elektronika Analog dan Digital, Mikroprosesor, Organisasi dan Arsitektur Komputer, Komunikasi Data serta pendukung Bahasa Pemrograman, baik berbasis Teks seperti Bahasa Rakitan atau Assembly, C, Basic, Pascal maupun berbasis Grafis seperti Visual Basic, Visual C, Delphi bahkan berbasis Web seperti Java.

 

PRINSIP DASAR INTERFACING

 

  1. HANDSAKING

Umumnya handsaking lebih dikenal dengan jabat tangan, namun definisi Handsaking yang sebenarnya adalah pertukaran signal yang ditentukan saat hubungan dilakukan antara 2 terminal.

Ada 2 macam :

  1. Handsaking Hardware, yaitu suatu teknik untuk peraturan alir data kesuatu alat penghubung atas isyarat yang dilaksanakan oleh kawat terpisah.
  2. Handsaking Software, yaitu transmisi data ekstra pada suatu saluran dalam mengendalikan alat yang mengirim data didalam arah yang lain pada saluran. Alat-alat ini mengirim control-S dan control-Q charachter, untuk stop dan star transmisi

2. PROTOKOL

Merupakan satu set peraturan dan prosedure untuk bertukar-tukar data dari 1 terminal ke  terminal lainnya, hal ini dapat kita bedakan antara protokol dengan handsaking karena : fungsi protocol  hanya mengatur signal yang diperoleh melalui hansaking.

3. BUS INTERFACING.

Yaitu alur atau buses dimana berbagai jenis informasi dilewati antar unsur-unsur sistem mikrokontroller-based . Buses biasanya digolongkan dalaam kaitan dengan pemilihan waktu protokol yang tak serentak, synchronous.

Syncronous memanfaatkan suatu web status ( semi-syncronous). Bus menghubungkan sebuah komponen dalam unit Mikrocomputer.

Ada 3 tipe buses, yaitu :

– Data Bus (Bus-D)

Bus dengan (lebar data 8 bit) yaitu dari mikroprosessor ke unit memori atau modul I/O dan sebaliknya

– Control Bus (Bus-C)

Meluncurkan signal-signal yang mengatur masa aktif modul mikrocomputer yang sesuai dengan yang

diinginkan menurut kondisi kerja.

– Address Bus (Bus-A)

Meneruskan data alamat ( misal alamat 16 bit ) dari penyimpanan / dari saluran masukan /            keluaran yang diaktifkaan pada saat tertentu.

Bus – bus yang lain adalah:

  1. IDE (Integrated Drive Electroniccs)
  2. SATA ( Serial ATA)
  3. InsiniBand

 

Daftar Pustaka :

https://praptoprasojo.wordpress.com/2015/11/13/interfacing-pengantarmukaan/

http://patentik.blogspot.co.id/2013/03/interface-pheriperal-komputer.html

LINGKUNGAN KOMPUTASI

Posted: January 26, 2016 in Uncategorized

Lingkungan Komputasi

Lingkungan Komputasi: Suatu lingkungan di mana sistem komputer digunakan. Lingkungan komputasi dapat dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu:

  1. Komputasi tradisional,
  2. Komputasi berbasis jaringan,
  3. Komputasi grid.

Pada awalnya komputasi tradisional hanya meliputi penggunaan komputer meja (desktop) untuk pemakaian pribadi di kantor atau di rumah. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi maka komputasi tradisional sekarang sudah meliputi penggunaan teknologi jaringan yang diterapkan mulai dari desktop hingga sistem genggam. Perubahan yang begitu drastis ini membuat batas antara komputasi tradisional dan komputasi berbasis jaringan sudah tidak jelas lagi.

Lingkungan komputasi itu sendiri bisa diklasifikasikan berdasarkan cara data dan instruksi programnya dihubungkan yang terdiri atas empat kategori berikut ini:

  1. Single instruction stream-single data stream (SISD): Satu prosesor dan biasa juga disebut komputer sekuensial.
  2. Single instruction stream-multiple data stream (SIMD): Setiap prosesor memiliki memori lokal dan duplikasi program yang sama sehingga masing-masing prosesor akan mengeksekusi instruksi/program yang sama
  3. Multiple instruction stream-single data stream (MISD): Data yang ada di common memory akan dimanipulasi secara bersamaan oleh semua prosesor
  4. Multiple instruction stream-multiple data stream (MIMD): Setiap prosesor memiliki kontrol unit, memori lokal serta memori bersama (shared memory) yang mendukung proses paralelisasi dari sisi data dan instruksi.

 

Daftar Pustaka :

https://praptoprasojo.wordpress.com/2015/11/13/lingkungan-komputasi/

MIDDLEWARE

Posted: January 26, 2016 in Uncategorized

Pengertian Middleware

Middleware adalah perangkat lunak komputer yang menyediakan layanan untuk aplikasi perangkat lunak di luar yang tersedia dari sistem operasi. Hal ini dapat digambarkan sebagai “perangkat lunak lem”. Middleware memudahkan pengembang perangkat lunak untuk melakukan komunikasi dan input / output, sehingga mereka dapat fokus pada tujuan khusus dari aplikasi mereka. Middleware adalah perangkat lunak yang menghubungkan komponen perangkat lunak atau aplikasi perusahaan. Middleware adalah lapisan perangkat lunak yang terletak di antara sistem operasi dan aplikasi pada setiap sisi jaringan komputer terdistribusi. Biasanya, mendukung kompleks, aplikasi bisnis perangkat lunak yang didistribusikan.

 

Manfaat Middleware

Sebuah Abstraksi Middleware diciptakan sebagai perantara antara Sistem Operasi dengan Software Apliskasi yang terdistribusi pastinya memiliki manfaat yang besar :

  1. 2 buah platform/aplikasi dapat dijalankan secara bersamaan pada sistem yang terdistribusi
  2. memungkinkan satu aplikasi berkomunikasi dengan lainnya walaupun berjalan pada platform yang berbeda
  3. Transparansi di seluruh jaringan sehingga menyediakan interaksi dengan layanan atau aplikasi lain
  4. Independen dari layanan jaringan
  5. Handal dan selalu tersedia

 

Tujuan Middleware

Perangkat Middleware memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah :

  1. Menyediakan fasilitas bagi programmer untuk dapat mendistribusikan objek yang digunakan pada beberapa proses yang berbeda.
  2. Dapat berjalan dalam satu mesin ataupun di beberapa mesin yang terhubung dengan jaringan.

jika boleh diperjelas, tujuan dari Middleware ialah sebagai interkoneksi interkoneksi beberapa aplikasi dan masalah interoperabilitas. Middleware sangat dibutuhkan untuk bermigrasi dari aplikasi mainframe ke aplikasi client/server dan juga untuk menyediakan komunikasi antar platform yang berbeda.

 

Contoh Layanan Middleware

  • Transaction Monitor

Produk pertama yang disebut middleware.

Menempati posisi antara permintaan dari program client dan database, untuk menyakinkan bahwa semua transaksi ke database terlayani dengan baik

  • Messaging Middleware

Menyimpan data dalam suatu antrian message jika mesin tujuan sedang mati atau overloaded

Mungkin berisi business logic yang merutekan message ke ujuan sebenarnya dan memformat ulang data lebih tepat

Sama seperti sistem messaging email, kecuali messaging middleware digunakan untuk mengirim data antar aplikasi

  • Distributed Object Middleware

Contoh: RPC, CORBA dan DCOM/COM

  • Middleware basis data

Menyediakan antarmuka antara sebuah query dengan beberapa database yang terdistribusi. Contoh: JDBC, ODBC, dan ADO.NET

  • Application Server Middleware

Contoh: J2EE Application Server, Oracle Application Server

 

Daftar Pustaka :

https://praptoprasojo.wordpress.com/2015/11/13/middleware/

http://berpikirtentangmu.blogspot.co.id/2015/03/makalah-middleware.html

Penalaran Induktif

Posted: May 19, 2015 in Uncategorized

Penalaran Induktif

1. Pengertian penalaran
Penalaran adalah proses berfikir yang bertolak dari pengamatan indera yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut dengan menalar.

2. Pengertian Penalaran Induktif
Adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut induksi. Penalaran induktif terkait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sementara. Contohnya: sejak suaminya meninggal dunia dua tahun yang lalu, Ny. Ahmad sering sakit. Setiap bulan ia sering pergi ke dokter memeriksakan sakitnya. Harta peninggalan suaminya semakin menipis untuk membeli obat dan biaya pemeriksaan, serta untuk biaya hidup sehari-hari bersama tiga orang anaknya yang masih sekolah. Anaknya yang tertua dan adiknya masih kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta, sedangkan yang nomor tiga masih duduk dibangku sekolah SMA. Sungguh (kata kunci) berat beban hidupnya. (ide pokok)

3. Macam-macam penalaran Induktif

a) Generalisasi, adalah pernayatan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik dan lain-lain. Contohnya adalah setelah diadakan peninjauan dan penelitian lebih seksama, ternyata dikawasan Bandung terdapat sekurang-kurangnya lima buah objek wisata. Dikawasan Garut tempat objek wisata. Dikawasan Tasikmalaya dan ciamis terdapat sekurang-kurangnya ada enam objek wisata. Macam-macam generalisasi: Generalisasi sempurna dan generalisasi tidak sempurna.

4. Pengertian Analogi
Adalah membandingkan dua hal yang memiliki sifat sama. Caraini berdasarkan pada sebuah asumsi bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi, maka aka nada persamaan pula dalam bidang yang lain. Contahnya: Deo adalah seorang mekanik yang handal yang masuk disebuah perusahaan industry mesin. Deo adalah lulusan STM Berkah. Berkat dedikasi yang tinggi, perusahaan tersebut maju dengan pesat dan ketika perusahaan tersebut membutuhkan tenaga kerja baru, mereka melihat Irul yang juga lulusan dari STM Berkah yang memiliki keahlian yang juga tidak kalah dari Deo. Akhirnya, mereka merekrut Irul untuk bekerja di perusahaan tersebut.

5. Hubungan kausal
Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Hubungan kausal merupakan prinsip sebab-akibat yang sudah pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnyayang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian system kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.

Macam-macam hubungan kausal:
a) Sebab-akibat
Contoh: Penebangan liar dihutan mengakibatkan tanah longsor.
b) Akibat-sebab
Contoh: Andri juara kelas disebabkan dia rajin belajar dengan baik.
c) Akibat-akibat
Contoh: Toni melihat kecelakaan dijalan raya, sehingga Toni beranggapan adanya korban kecelakaan.

Sumber: http://apikgoregrind.blogspot.com/2014/03/pengertian-penalaran-induktif.html

Pengertian Silogisme, Generalisasi, dan Analogi

KUTIPAN

Posted: November 25, 2014 in Uncategorized

1. Pngertian kutipan

Kutipan adalah suatu kata yang mungkin semua orang belum tahu apa maksudnya. Kutipan juga merupakan suatu gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.

2. Tujuan atau manfaat mengutip
Dalam tulisan ilmiah, baik berupa artikel, karya tulis, skripsi, tesis, dan disertasi selalu terdapat kutipan. Kutipan adalah pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan. Seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut. Dengan demikian kutipan memiliki fungsi sebagai:
a. landasan teori
b. penguat pendapat penulis
c. penjelasan suatu uraian
d. bahan bukti untuk menunjang pendapat itu
Berdasarkan fungsi di atas seorang penulis harus memperhatikan hal-hal berikut:
1) penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu
2) penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan
3) kutipan dapat terkait dengan penemuan teori
4) jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung
5) penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak langsung
6) perhatikan teknik penulisan kutipan dan kaitannya dengan sumber rujukan

3. Prinsip-prinsip mengutip

Dalam membuat tulisan kita pasti sering mengambil atau mengutip dari tulisan orang lain, maka dari itu perlu kita tahu bagaimana prinsip-prinsip yang benar dalam mengutip dari tulisan orang lain. Diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. apabila dalam mengutip sebuah karya atau tulisan yang ada salah ejaan dari sumber kutipan kita, maka sebaiknya kita biarkan saja apa adanya seperti sumber yang kita ambil tersebut. Kita sebagai pengutip tidak diperbolehkan membenarkan kata ataupun kalimat yang salah dari sumber kutipan kita.

b.dalam kutipan kita diperkenankan menghilangkan bagian-bagian kutipan dengan syarat bahwa
penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna atau arti yang terkandung dalam sumber kutipan kita. Caranya :
# Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea.
Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi.
# Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea.
Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi sepanjang garis (dari margin kiri sampai margin kanan).

4. Jenis-jenis kutipan

Terdapat beberapa jenis kutipan, antara lain adalah Kutipan langsung dan Kutipan Tidak langsung. Disini saya akan mencoba menjelaskan jenis-jenis kutipan tersebut.

a.Kutipan Langsung adalah kutipan yang sama persis seperti kutipan aslinya, atau sumber yang kita ambil untuk mengutip. Disini kita sama sekali tidak boleh merubah atau menghilangkan kata atau kalimat dari sumber kutipan kita.Kalaupun ada keraguan atau kesalahan dalam kutipan yang kita ambit tersebut kita hanya dapat memandakannya dengan [sic!] yang menandakan kita mengutip langsung tanpa ada editan dan kita tidak bertanggung jawab jika ada kesalahan dari kutipan ynag kita ambil. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ]. Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll.

  1. Kutipan Tidak Langsung adalah kutipan yang telah kita ringkas intisarinya dari sumber kutipan aslinya. Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan.
  2. Kutipan pada catatan kaki
  3. Kutipan atas ucapan lisan
  4. Kutipan dalam kutipan
  5. Kutipan langsung pada materi

5. Teknik mengutip

Beberapa cara teknik mengutip kutipan langsung dan tidak langsung diantaranya sebagai berikut.

  1. Kutipan langsung
  2. a) Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris :

*  kutipan diintegrasikan dengan teks

* jarak antar baris kutipan dua spasi

* kutipan diapit dengan tanda kutip

* sudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber darimana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil.

  1. b) Kutipan Langsung yang terdiri lebih dari 4 baris :

* kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi

* jarak antar kutipan satu spasi

* kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.

* kutipan diapit oleh tanda kutip atau diapit tanda kutip.

* di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1)

  1. Kutipan tidak langsung

* kutipan diintegrasikan dengan teks

*  jarak antar baris kutipan spasi rangkap

*  kutipan tidak diapit tanda kutip

*  sesudah selesai diberi sumber kutipan

  1. Kutipan pada catatan kaki

Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.

  1. Kutipan atas ucapan lisan

Kutipan harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau kutipan tidak langsung.

  1. Kutipan dalam kutipan

Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat lagi kutipan.

Sumber:

PENGEMBANGAN ALINEA

Posted: November 12, 2014 in Uncategorized
  • Pembedaan topik, tema dan judul
  1. Topik
  1. Pengertian topik

Topik adalah berasal dari bahasa Yunani “topoi” yang berarti tempat, dalam tulis menulis bebarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel.
Cara Membatasi Topik
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut:
1. Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
2. Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.

  1. SYARAT TOPIK YANG BAIK

1). Menarik untuk ditulis dan dibaca.

Topik yang menarik bagi penulis akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan penulisannya, dan bagi pembaca akan mengundang minat untuk membacanya.

2). Dikuasai dengan baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah.

Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis harus menguasai teori-teori (data sekunder), data di lapangan (data primer). Selain itu, penulis juga harus menguasai waktu, biaya, metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan bidang ilmu.

2.Pembatasan sebuah topik

Topik harus terbatas. Pembatasan sebuah topik mencangkup: konsep, variabel, data, lokasi(lembaga) pengumpulan data, dan waktu pengumpulan data.

Topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak mendalam, dan tidak tuntas. Selain itu, pembahasan menjadi tidak fokus pada masalah utama yang ditulis atau dibaca. Akibatnya, pembahasan menjadi panjang, namun tidak berisi. Sebaliknya, topik yang terlalu sempit menghasilkan tulisan yang tidak (kurang) bermanfaat bagi pembacanya. Selain itu, karangan menjadi sulit dikembangkan, hubungan variabel kurang jelas, tidak menarik untuk dibahas atau dibaca. Oleh Karena itu, pembahasan topik harus dilakukan secara cermat, sesuai dengan kemampuan dana, tenaga, waktu, tempat, dan kelayakan yang dapat siterima oleh pembacanya..

Sumber-sumber mendapatkan topic yang baik

  1. Sumber-sumber untuk menulis sebuah topik datangnya bisa lewat mana saja , antara lain yaitu sebagai berikut:

–   Sumber pengalaman kita ataupun orang lain.

–   Sumber-sumber pengamatan.

–    Sumber-sumber imajinasi.

–    Dan hasil dari penalaran kita.

 

  1. Tema
  1. Pengertian tema

Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau diuraikan oleh penulis.

Tema merupakan persoalan utama yang diungkapkan oleh pengarang dalam sesebuah karya kesusteraan seperti cerpen atau novel. Biasanya tema diolah berdasarkan sesuatu motif tertentu yang terdiri dari pada objek, peristiwa kejadian dan sebagainya.

Ada pendapat lain yang mengatakan bahawa tema sebagai satu gagasan, pikiran atau persoalan utama yang mendasari sesebuah karya sastra dan terungkap secara langsung (eksplisit) atau tidak langsung (implisit). Tema dalam sesebuah cerita tidak dapat dilihat sepenuhnya sehingga cerita itu selesai dibaca. Selain itu, tema dapat dikesan melalui: perwatakan watak-watak dalam sesebuah cerita, peristiwa, kisah, suasana dan unsur lain seperti nilai-nilai kemanusian dan kemasyarakatan yang terdapat dalam cerita. Persoalan-persoalan yang disungguhkan dan kemudian mendapatkan pokok persoalannya secara keseluruhan. cerita diselesaikan, semuanya menentukan rupa tema yang dikemukakan oleh pengarang.

  1. SYARAT-SYARATTEMA YANG BAIK
  1. Tema menarik perhatian penulis.

Dapat membuat seorang penulis berusaha terus-menerus untuk membuat tulisan atau karangan yang berkaitan dengan tema tersebut.

  1. Tema dikenal/diketahui dengan baik.

Maksudnya pengetahuan umum yang berhubungan dengan tema tersebut sudah dimilki oleh penulis supaya lebih mudah dalam penulisan tulisan/karangan.

  1. Bahan-bahannya dapat diperoleh.

Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.

  1. Tema dibatasi ruang lingkupnya.

Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.

tema dapat dikesan melalui:

  1. Perwatakan watak-watak dalam sesebuah cerita.
  2. Peristiwa,kisah,suasana dan unsur lain seperti nilai-nilai kemanusian dan kemasyarakatan yang terdapat dalam cerita.
  3. Persoalan-persoalan yang disungguhkan dan kemudian mendapatkan pokok persoalannya secara

keseluruhan.

  1. Plot cerita.
  2. Tema harus Bermanfaat.
  3. Tema yang dipilih harus berada disekitar kita.
  4. Tema yang dipilih harus yang menarik.
  5. Tema yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas.
  6. Tema yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.
  7. Tema yang dipilih harus memiliki sumber acuan.
  • Judul
  1. Pengertian judul

Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik. Judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas. Judul juga merupakan nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan.

Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan. Judul tidak harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas. Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, shingga bisa terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya. Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan temanya.

Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu. Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam sebuah laporan eksposisi, contohnya : “Suatu Penelitian tentang Korelasi antara Kejahatan Anak-anak dan Tempat Kediaman yang Tidak Memadai.

  1. Syarat-syarat judul yang baik

SYARAT- SYARAT PEMBUATAN JUDUL :

  • Harus relevan = Mempunyai keterkaitan dengan temanya atau bagian-bagian penting dari tema.
  • Harus provokatif = Menarik sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa ingin tahu tiap pembaca terhadap isi tulisan.
  • Harus singkat = Tidak boleh mengambil kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Jika penulis tidak dapat menghindari judul yang panjang, maka dapat menggunakan solusi dengan membuat judul utama yang singkat, tetapi dengan judul tambahan yang panjang.
  • Harus asli = Jangan menggunakan judul yang sudah pernah dipakai.

SYARAT-SYARAT JUDUL YANG BAIK  :

  • Harus berbentuk frasa.
  • Tanpa ada singkatan atau akronim.
  • Awal kata harus huruf kapital, kecuali preposisi dan konjungsi.
  • Tanpa tanda baca di akhir judul.
  • Menarik
  • Logis
  • Sesuai dengan isi.

4. Macam-macam judul

Berikut ini ada beberapa judul yang mengenai jurusan sistem informasi

  • Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Penggajian Karyawan PT. Indonesia Raya Audivisi
  • Analisa Dan Perancangan Sistem Pengisian Formulir Rencana Studi Secara Online Di Stimik Perbanas
  • Analisa Struktur Kalimat Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Pengurai Kalimat Berbasis Linguistic
  • Analisa Traffic Internet pada Jaringan Local Area Network SMU Negeri 13
  • Analisis Sistem Keamanan Jaringan Hot-Spot
  • Analisis Sistem Perancangan Pemasaran Dan Pemesanan Online Pada PT ABC
  • Aplikasi “Web Traffic Engineering”
  • Aplikasi Akuntansi Perhitungan Pajak Tahunan
  • Aplikasi Text To Speech (TTS) Berbahasa Indonesia Sebagai Pembaca SMS
  • Detektor Pengaman Rumah, dan masih banyak lagi.

Sumber: http:

PENGGABUNGAN KALIMAT/PARAGRAPH

Posted: November 5, 2014 in Uncategorized

PENGGABUNGAN KALIMAT/PARAGRAPH

Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, “menulis di samping” atau “tertulis di samping”) adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraph berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan.
I. Syarat-syarat alinea
A. Kesatuan

Tiap alenia hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi alenia adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut. Alenia dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak telepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.
B. Koherensi

Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah koherensi atau kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah alenia. Alenia yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan. Ketiadaan Koherensi dalam sebuah alenia akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Dalam koherensi, termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan gagasan. Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu detail ke detail berikutnya, dari satu fakta ke fakta selanjutnya, dari satu soal ke soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama. Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah alenia, ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata atau frasa(kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.
C. Perkembangan Paragraf

Perkembangan paragraf harus dijaga agar jangan sampai mengambang kea rah yang tidak relevan untuk menjelaskan gagasan pokok. Misalnya, alenia dimulai dengan kalimat inti yang menyebutkan gagasan pokok yang hendak disampaikan, maka perkembangannya harus menjelaskan gagasan pokok tadi dalam kalimat-kalimat berikutnya, dengan selalu berpegang pada prinsip kesatuan dan koherensi. Perkembangan paragraf diarahkan untuk memperkuat memberikan argumentasi, atau mengkongkritkan pernyataan aau gagasan pokok yang disampaikan dalam kalimat inti di awal alenia.

II. Unsur-unsur alinea
Kalimat utama dan penjelas
1. Kalimat utama atau pikiran utama yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf. Gagasan atau pikiran utama itu dapat dikembangkan ke dalam kalimat. Kalimat yang mengandung pikiran utama disebut kalimat utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, di akhir paragraf maupun diawal dan diakhir paragraf.

2. Kalimat penjelas gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan utma. Gagasan penjelas biasanya dinyatakan ke dalam beberapa kalimat. Kalimat yang mengandung gagasan penjelas disebut kalimat penjelas.

III. Manfaat alinea
Macam-macam alinea
1) Berdasarkan letak kalimat utama

1. Paragraf deduktif :
letak kalimat utamanya di awal paragraph dan dimulai dengan pernyataan umum disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
2. Paragraf induktif
letak kalimat utamanya di akhir paragraph dan diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
3. Paragraf campuran
letak kalimat utamanya diawal dan diakhir paragraph dan kalimat utama yang terletak diakhir bersifat penegasan kembali.
2) Tanpa kalimat utama berdasarkan isi nya
1. Paragraf deskripsi
Kalimat utama tidak tercantum secara nyata, tema paragraf tersirat dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita.
2. Paragraf proses
Dalam paragraf proses tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utama tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas memaparkan urutan suatu kejadian atau proses, meliputi : waktu, ruang, klimaks, antiklimaks.
3. Paragraf efektif
Paragraf efektif adalah paragraf yang memenuhi ciri paragraf yang baik, paragraf terdiri atas beberapa kalimat. Paragrafnya terdiri atas satu pikiran utama dan lebuh dari satu pikiran penjelas. Tidak boleh ada kalimat sumbang, harus ada koherensi antarkalimat
IV. Pengembangan alinea
Pengembangan paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik karena kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf. Pengembangan paragraph deduktif, misalnya, yang menempatkan ide/gagasan utama pada awal paragraf, pasti berbeda dengan pengembangan paragraf induktif yang merupakan kebalikan dari paragraf deduktif. Demikian juga dengan tipe paragraf yang lainnya.
Selain kalimat topik, pengembangan paragraf berhubungan pula dengan fungsi paragraf yang akan dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf pengembang, atau paragraf penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan metode pengembangan karena misi ketiga paragraf tersebut dalam karangan saling berbeda .
Metode pengembangan paragraf akan bergantung pada sifat informasi yang akan disampaikan,yaitu: persuasive, argumentatif, naratif, deskriptif, dan eksposisi. Metode tersebut sudah pasti digunakan untuk mengembangkan alinea argumentatif, misalnya akan berbeda dengan naratif.
Setelah mempertimbangkan factor tersebut barulah kita memilih salah satu metode pengembangan paragraf yang dianggap paling tepat dan efektif. Diantara banyak metode pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku – buku komposisi, disini diangkat enam metode yang umum dipakai untuk mengembangkan alinea dalam penulisan karangan. Metode yang dimaksud adalah : metode definisi, metode contoh, metode sebab-akibat, metode umum khusus, dan metode klasifikasi.
Didalam mengarang, keenam metode pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai silih berganti sesuai dengan keperluan mengarang si penulisnya.

1. Metode Definisi
Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat merumuskan definisi yang jelas, penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan cirri khas konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat definisi, kita tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan di dalam teks definisi itu
2. Metode Proses
Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea menguraikan suatu proses. Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap – tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu sama lainnya. Proses kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan proses peristiwa sejarah.

3. Metode Contoh
Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk paragraf.
4. Metode Sebab-Akibat
Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Factor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia. Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya tampil di tengah karangan yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat paragrafnya argumentative murni atau dikombinasikan dengan deskriptif ata eksposisi.
5. Metode Umum-Khusus
Metode umum-khusnya dan khusus-umum paling banyak dipakai untuk mengembangkan gagasan paragraf agar tampak teratur. Bagi penulis pemula, belajar menyusun paragraf dengan metode ini adalah yang paling disarankan. Pertimbangannya, di samping mengembangkan urutan umum-khusus relative lebih gampang,juga karena model inilah yang paling banyak dipakai dalam karangan ilmiah dan tulisan eksposisi seperti arikel dalam media massa.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf
http://vixionholick.wordpress.com/2011/11/22/syarat-syarat-paragraf-alinea/
http://panjinji.wordpress.com/2013/12/05/alinea-dan-pengembangan-alinea-paragraf/

I. Kalimat Majemuk

  1. Kalimat majemuk setara

Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua buah kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat. Dalam kalimat majemuk setara kedudukan pola-pola kalimat sama tinggi, tidak ada pola kalimat yang menduduki satu fungsi dari kalimat yang lain. Konstruksi kalimat majemuk setara sesungguhnya sangat sederhana, yakni hanya beberapa kalimat dasar atau kalimat tunggal, yang kemudian digabungkan dengan konjungsi atau kata penghubung . seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa setiap kalimat pasti mempunyai sebuah klausa. Klausa dalam kalimat majemuk setara masing-masing dapat berdiri sendiri sebagai kalimat. Oleh karena itu, klausa yang satu dengan klausa yang lain didalam kalimat majemuk setara bersifat koordinatif. Jadi, hubungan koordinatif itu hubungan yang sifatnya sejajar atau setara. Hubungan yang sifatnya koordinatif demikian itu menghasilkan klausa-klausa yang sama kedudukannya, tidak memiliki hierarki karena klausa yang satu tidak lebih tinggi daripada klausa yang lainnya. Jadi, klausa yang satu tudak menjadi begian dari klausa yang lainnya. Karena sifatnya koordinatif itulah konjungsi-konjungsi di dalam kalimat majemuk setar dapat berdiri sendiri. Dia tidak melekat pada salah satu klausa pada kalimat majemuk setara tersebut.

  1. Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti (utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat itu. Hubungan pola-polanya tidak sederajat salah satu pola menduduki fungsi lebih tinggi dari pola lain. Bagian yang lebih tinggi disebut induk kalimat, bagian yang lebih rendah disebut anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.

Proses Terjadinya Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat sesungguhnya berasal dari sebuah kalimat tunggal. Bagian dari kalimat tunggal tersebut kemudian diganti atau diubah sehingga menjadi sebuah kalimat baru yang dapat berdiri sendiri. Bagian kalimat majemuk bertingkat yang berasal dari bagian kalimat tunggal yang tidak mengalami pergantian/ perubahan dinamakan induk kalimat, sedang bagian kalimat majemuk yang berasal dari bagian kalimat tunggal yang sudah mengalami penggantian/ peubahan dinamakan anak kalimat. Klausa pada kalimta majemuk bertingkat ini memiliki sifat subordinatif atau hierarkis.

 II. Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
Ciri-Ciri Kalimat Efektif
1.Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).
Tidak Menjamakkan Subjek
Contoh:
Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)
2.Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).
3.Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:
a. Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)
4.Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
5.Kesatuan atau Kepaduan
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)
6.Keparalelan atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
7.Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)
b. Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.
e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.

Sumber :